Rifkagallery I Travel, penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK), kini menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian. Hingga saat ini, visa haji furoda yang sangat dinanti-nanti belum juga terbit. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan berhati-hati agar tidak terjebak oleh iming-iming penawaran berangkat haji menggunakan visa furoda.
Isu mengenai keterlambatan penerbitan visa haji furoda ini menjadi topik hangat di kalangan pelaku industri travel, seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Aliansi Pengusaha Haramain Seluruh Indonesia (Asphirasi), Amaluddin Wahab. Ia menegaskan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan melalui sistem Nusuk dan mengungkapkan bahwa negara lain seperti Libya sudah mulai mengeluarkan visa haji furoda mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, visa ini biasanya sudah terbit sejak bulan Syawal setelah Ramadan.
Amaluddin juga menekankan pentingnya komunikasi yang jelas kepada masyarakat agar tidak terjadi kepanikan. Saat ini, banyak travel yang mengalami kesulitan akibat kelangkaan visa furoda, dan masyarakat perlu pemahaman yang baik mengenai berbagai jenis visa haji yang ada. Hal ini penting untuk mencegah penipuan, di mana visa haji khusus bisa disalahartikan sebagai visa haji furoda, yang dapat mengakibatkan kerugian finansial bagi calon jemaah.
Sebagai informasi, Arab Saudi mengeluarkan beberapa jenis visa haji, dengan yang paling umum adalah visa haji berbasis G to G, hasil kerjasama antar pemerintah. Tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota visa haji G to G sebanyak 221 ribu, yang kemudian dibagi antara haji reguler dan haji khusus. Selain itu, terdapat juga visa yang dikeluarkan oleh otoritas Arab Saudi untuk travel di Indonesia, termasuk visa haji furoda, yang dikenal sebagai visa undangan dari Raja Arab Saudi. Masyarakat diharapkan untuk selalu waspada dan mendapatkan informasi yang akurat sebelum melakukan pendaftaran haji.